WELCOME

1. Media pembelajaran ini dibut khusus untuk Materi Sitem Eksresi.
2. Setelah anda masuk ke www.bionline13blogspot.com, setiap siswa diharuskan mendaftar dengan mengklik menu forum registrasi.
3. Silahkan membaca tujuan pembelajaran dan agenda pembelajaran
4. Materi yang disajikan pada weblog ini yaitu Organ eksresi pada manusia beserta fungsinya, proses pembentukan urin, dan sistem eksresi pada hewan.
5. Siswa wajib mengikuti 3 kali quiz dengan pokok materi/pembahasan yang berbeda. Dengan mengklik menu quiz.
6. Siswa wajib mengerjakan soal evaluasi setelah materi yang diajarkan telah selesai.
7.Jjika masih ada materi yang kurang jelas, silahkan ditanyakan pada forum chat atau kolom komentar.

Proses pembentukan urin


Print Friendly and PDF           Di dalam ginjal terjadi pembentukan urin. Pembentukan urin terjadi melalui serangkaian proses filtrasi (penyaringan) zat-zat sisa yang beracun, reabsoprsi (penyerapan kembali), dan agmentasi (pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh dan tidak mengkin disimpan lagi).


Filtrasi 
       Pembentukan urin diawali dengan filtrasi darah di glomelurus. Filtrasi merupakan perpindahan cairan dari glomelurus menuju ke ruang Kapsula Bowman dengan menembus membran filtrasi. Membran filtrasi terdiri dari tiga lapisan, yaitu sel endotelium glomelurus, membran basiler, dan epitel kapsula bowman. Sel-sel endotelium glomelurus dalam badan Malpighi akan mempermudah proses filtrasi. Di dalam glomelurus, sel-sel darah, trombosit, dan sebagian besar protein plasma disaring dan diikat agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil penyeringan tersebut berupa urin primer (filtrat glomelurus). Urin primer mengandung zat yang hampir sama dengan cairan yang menembus kapiler menuju ke ruang antar sel. Dalam keadaan normal, urin primer tidak mengandung eritrosit, tetapi mengandung protein yang kadarnya kurang dari 0,03%. Kandungan elektrolit ( senyawa yang larutannya merupakan pengantar listrik) dan kristaloid ( kristal halus yang terbentuk dari protein) dari urin primer juga hampir sama dengan cairan jaringan. Kadar anion di dalam urin primer termasuk ion Cl- dan ion HCO3-, lebih tinggi 5% daripada kadar anion plasma, sedangkan kadar kationnya lebih rendah 5% daripada kation plasma. selain itu urin primer mengandung glukosa, garam-garam, natrium, kalium, dan asam amino.

Reabsorpsi 
      Reabsorpsi atau penyerapan kembali terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal. Proses ini terjadi setelah urine primer hasil proses filtrasi mengalir dalam tubulus kontortus proksimal. Volume urin manusia hanya 1% filtrat Glomelurus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomelurus akan diabsorpsi secara aktif pada tubulus kontortus proximal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.
       Substansi yang masih yang masih berguna pada pada urin primer seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah melalui pembeluh kapiler yang berada disekitar pembuluh. Glukosa dan asam amino di reabsorpsi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Selain itu air yang terdapat pada filtrat glomelurus akan diserap kembali melalui proses osmosis. Penyerapan air terjadi di dalam tubulus distal, lengkung Henle, dan pembuluh pengumpul. Substansi yang tidak berguna, kehilangan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorpsi lebih dari 178 liter air, 1.200 gram garam, dan 150 gram glukosa. Sebagian besar sari zat-zat ini direabsorpsi kembali beberapa kali. 
           Setelah terjadi reabsorpsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang diperlukan tidak ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03% dalam urin perimer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. 


Augmentasi  
         Augmentasi adalah proses penambahan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal. Peristiwa ini disebut juga eksresi tubulas. Sel-sel tubulus mengeluarkan zat-zat tertentu yang mengandung ion hidrogen dan ion kalium kemudian menyetu dengan urin sekunder. Penambahan Ion hidrogen sangat penting karena membantu menjaga kesetimbangan pH dalam darah. Jika pH dalam darah mulai turun, sekresi ion hidrogen akan meningkat sampai berada pada keadaan pH normal (7,3-7,4) dan urin yang dihasilkan memiliki pH dengan kisaran 4,5-8,5. Urin yang terbentuk, akan disimpan semnetara di kantung kemih untuk selanjutnya dibuang melalui uretra. 

Berikut, video proses pembentukan urin

 


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembentukan Urin
         Proses pembentukan urin dipengeruhi oleh du faktor, yaitu faktor internel yang menyangkut hormon dan faktor internal yang menyangkut jumlah air yang diminum. 

Hormon antidiuretik
      Hormon antidiuretik (ADH) dikeluarkan oleh kelenjar saraf hipofisis (neurohipofisis). Pengeluaran hormon ini ditentukan oleh reseptor khusus di dalam otak yang secara terus-menerus mengendalikan tekanan osmotik darah (kesetimbangan konsentrasi air dalam darah). Oleh karena cara kerja dan pengeruhnya inilah, hormon tersebut disebut sebaga hormon antidiuretik. Jika tekanan osmotik darah naik, yaitu pada saat dalam keadaan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh ( saat kehausan atau banyak mengeluarkan keringat), konsentrasi air dalam darah akan turun. Akibat dari kondidi tersebut, sekresi ADH akan meningkat dan dialirkan oleh darah menuju ginjal. ADH selain meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, juga meningkatkan permeabilirtas saluran pengumpul. Dengan demikian air akan berdifusi ke luar dari pipa pengumpul, lalu masuk ke dalam darah. Namun, akibatnya urin yang dihasilkan menjadi sedikit dan lebih pekat. 

Hormon Insulin
        Hormon insulin adalah hormon yang dikeluarkan oleh pulau langerhans dalam pankreas. Hormon insulin berfungsi mengatur gula dalam darah. Penderita kencing manis (diabetes melitus) memiliki konsentrasi hormon insulin yang rendah, sehingga kadar gula dalam darah akan tinggi. Akibat keadaan tersebut adalah terjadi gangguan reabsorpsi di dalam tubulus distal, sehingga dalam urin masih terdapat glukosa. 

Jumlah air yang diminum
      Jumlah air yang diminum tentu akan mempengaruhi konsentrasi air dalam darah. Jika kita meminum banyak air, konsentrasi air dalam darah menjadi tinggi, dan konsentrasi protein dalam darah menurun, sehingga filtrasi menjadi kurang. Selain itu, keadaan seperti ini meyebabkan darah lebih encer, sehingga sekresi ADH akan berkurang. Menurunnya filtrasi dan berkurangnya ADH akan menyebabkan menurunnya penyerapan air, sehingga urin yang dihasilkan akan meningkat dan encer.
         
        
        


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 

Chat

Blogger news

Blogroll

Followers

About