Alat eksresi
pada manusia terdiri dari ginjal, kulit, hati, dan paru-paru. Air dapat
dikeluarkan melalui semua alat eksresi tersebut, tetapi setiap alat
eksresi mengeluarkan Zat sisa metabolisme yang berbeda. Pada bagian ini
akan dibahas alat-alat eksresi pada manusia.
sumber : http://ajeng-meridian.blogspot.com/2012/07/sistem-ekskresi-ginjal.html |
Ginjal
Pada manusia, ginjal merupakan organ utama yang melakukan proses eksresi. Secara lengkap peranan atau fungsi ginjal adalah sebagai berikut :
- Mengeksresikan zat sisa seperti urea, asam urat, kreatinin, dan zat lain yang bersifat racun.
- Mengatur volume plasma darah dan jumlah air di dalam tubuh.
- menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur eksresi garam-garam, yaitu membuang jumlah garam yang berlebihan dan menahan garam bila jumlahnya dalam tubuh berkurang.
- Mengatur pH plasma dan cairan tubuh dengan mengeksresikan urin yang bersifat asam.
- Menjalankan fungsi sebagai hormon, dengan mengasilkan dua macam zat, yaitu renin dan eritropoitein yang diduga memiliki fungsi endokrin.
Ginjal diselubungi oleh suatu kapsul yang terbentuk dari jaringan serabut. Bagian luar ginjal disebut korteks, sedangkan bagian dalamnya disebut medula. Pada bagian dalam terdapat ruang kosong (pelvis).
Pada ginjal terdapat nefron yang merupakan unit fungsional dan
struktural terkecil. Pada manusia terdapat sekitar satu juta nefron.
Setiap nefron terdiri dari badan malpighi (mengandung glomelurus yang diselubungi oleh kapsula Bowman) dan saluran nefron.
Nefron
mengndung dua macam unsur, yaitu unsur pembuluh (elemen vaskuler) dan
usnur epitel. Bagian nefron yang mengandung unsur pembuluh yaitu
arterial, glomelurus (kumpulan kapiler), arterial eferan, dan kapiler
tubuler. Bagian nefron yang mengandung unsur epitel, yaitu kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle yang terdiri dari saluran menurun dan saluran naik, tubulus kontortus distal, dan saluran pengumpul (tubulus koleftifus).
Pada medula terdapat piramida ginjal dan piala ginjal yang banyak
mengandung pembuluh-pembuluh untuk mengumpulkan hasil eksresi.
Pembuluh-pembuluh tersebut berhubungan dengan ureter yang bermuara pada
kantung kemih (Vesica urinaria).
Kantung kemih berfungsi sebagai tempat penampungan urin sementara. Urin
keluar dari tubuh melalui lubang urin yang sebelumnya melewati uretra
terlebih dahulu.
Nefron ada dua macam, yaitu nefron korteks dan nefron
jukstamedula. Nefron korteks terletak di bagian korteks, pada umumnya
ditandai oleh adanya lengkung henle yang pendek. Nefron jukstamedula
memiliki glomelurus yang letaknya di bagian korteks dekat bagian medula
serta memiliki lengkung henle yang panjang dan menujulur jauh ke dalam
bagian medula.
Hati
Kulit
Paru-Paru
Selain paru-paru sebagai organ pernapasan, paru-paru juga memiliki
peranan dalam sistem eksresi sisa-sisa hasil metabolisme berupa karbon
dioksida dan air dalam bentuk uap air. Sisa metabolisme dari jaringan
diangkut oleh darah menuju paru-paru untuk dibuang. proses pembuangan
diawali dengan berdifusinya karbon dioksida dari sel-sel ke dalam darah,
melalui cairan jaringan dan akhirnya masuk ke dalam alveolus. Dari
alveolus, karbon dioksida akan dikeluarkan melalui udara yang
dihembuskan pada saat ekspirasi.
Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak di bagian
kanan atas rongga perut. Hati selain berperan dalam sistem pencernaan,
juga berperan dalam sistem eksresi. Fungsi hati dalam sistem eksresi
adalah menghasilkan empedu secara terus-menerus yang ditampung dalam
kantung empedu. Hati setiap hari menghasilkan empedu sebanyak 800-1000
mL. Empedu mengandung air, asam empedu, garam empedu, kolesterol,
fosfolipid (lesitin), zat warna (pigmen) empedu (bilirubin dan biverdin), dan beberapa jon.
Empedu berasal dari penghacuran hemoglobin eritrosit yang telah tua.
Hemoglobin dalam eritrosit akan diuraikan menjadi hemin (kristal), zat
besi, dan globin. Zat besi dan globin akan disimpan di dalam hati,
kemudiam dikirim ke sumsung tulang merah untuk pembentukan antibodi atau
hemoglobin baru. Sedangkan akan hemin akan dirombak menjadi bilirubin
dan biliverdin yang merupakan zat warna bagi empedu dan mengandung warna
hijau biru. Zat warna tersebut di dalam usus akan mengalami oksidasi
menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin menjadi kekuningan.
Empedu berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, berperan
pada absorpsi lemak dalam usus halus, mengubah zat yang tidak larut
dalam air menjadi zat yang larut dalam air, dan pembentukan urea.
Jika sel tubuh kelebihan asam amino, asam amino tersebut akan mengalami
deaminasi. Deaminasi merupakan pemindahan gugus amin (-NH) dari asam
amino. Deaminasi mengakibatkan terkumpulnyua amonia yang bersifat racun.
Hati dengan bantuan enzim arginase akan mengubah arginin (salah satu
asam amino esensial) menjadi ornitin dan urea. Urea akan dibuang melalui
ginjal, sedangkan ornitin akan mengikat amonia yang bersifat racun
dikeluarkan ke dalam empedu dan urin.
Kulit
Kulit merupakan Organ terbesar yang terdapat di seluruh permukaan tubuh
dan terdiri dari beberapa jaringan yang memiliki fungsi spesifik. Kulit
berfungsi sebagai alat pelindung tubuh terhadap segala bentuk ransangan
. Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai alat eksresi, yaitu untuk
mengeluarkan keringat.
Kulit berfungsi sebagai organ eksresi karena mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktivitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat. keringat mengandung air, larutan garam, dan urea. pengeluaran keringat yang berlebihan pagi pekerja berat menimbulkan hilangnya garam-garam mineral sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan.
kulit selain berfungsi mengekskresikan keringat, juga berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, seragam kuman, penguapan, sebagai organ penerima rangsang (reseptor), serta pengatur suhu tubuh.
Kulit berfungsi sebagai organ eksresi karena mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktivitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat. keringat mengandung air, larutan garam, dan urea. pengeluaran keringat yang berlebihan pagi pekerja berat menimbulkan hilangnya garam-garam mineral sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan.
kulit selain berfungsi mengekskresikan keringat, juga berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, seragam kuman, penguapan, sebagai organ penerima rangsang (reseptor), serta pengatur suhu tubuh.
Berdasarkan strukturnya kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Perhatikan gambar di bawah ini :
Epidermis (Lapisan Luar)
Epidermis terdiri dari stratum korneum (lapisan tanduk), stratum
lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.
Stratum korneum mengalami deskuamasi (kehilangan sisik) secara
terus-menerus pada permukaanya. Sel-sel yang kehilangan sisik tersebut
mengalami pembaruan selama proses keratinisasi (pembentukan zat tanduk/keratin). Di bawah stratum korneum terdapat lapisan yang mengandung butir-butir melanin
(pigmen hitam pada kulit) yang dihasilkan oleh melanosit. Di bawahnya
lagi terdapat stratum spinosum dan stratum basale, merupakan daerah
tempat terjadinya proliferasi (perbanyakan) sel dan awal terjadinya
keratinisasi.
Dermis
Dermis merupakan
lapisan pada jaringan penyambung yang sebagian besar terdiri dari serat
kolagen, retikuler, dan elastin. Pada dermis terdapat rambut, pembuluh
darah, kelenjar minyak (kelenjar sebasea), kelenjear keringat, dan
saraf. Kelenjar keringat tersebar luas pada sebagian besar permukaan
tubuh. Pengeluaran keringat berada di bawah pusat pengatur suhu, yaitu
hipotalamus. Aktivitas kelenjar keringat juga dipengaruhi oleh perubahan
suhu lingkungan dan suhu di dalam pembuluh darah. Ketika suhu
lingkungan meningkat (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan
pembuluh darah melebar sehingga aliran darah lebih banyak. Hal tersebut
menyebabkan keluarnya keringat menyebabkan keluarnya keringat dari kulit
dengan cara penguapan. Penguapan pada permukaan kulit akan menurunkan
suhu sehingga akan mengurangi rasa panas pada tubuh.
Jaringan Bawah Kulit (Hypodermis)
Jaringan Bawah Kulit (Hypodermis)
Pada jaringan bawah kulit, terdapat jaringan lemak (adiposa).
Jaringan lemak berfungsi untuk menumpuk lemak sebagai cadangan makanan
dan menjaga suhu tubuh agar tetap hangat. Disamping berfungsi sebagai
alat
ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai pelindung tubuh, mencegah
masuknya kuman penyakit, mengatur suhu tubuh, dan menjaga pengeluaran
air agar tidak berlebihan.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.